UNTUKMU
(Nasehat Seorang Guru)
Karya Koncleng
Anakku
Apa yang seharus kuberikan kepadamu
Selain sedikit petuah dan setetes ilmu
Itupun sudah kewajibanku
Bila yang benar kau terima !
Bila yang salah kau temui, jauhkanlah !
Itu mungkin yang terbaik bagimu
Harapan bangsa yang masih menunggu
Bila suatu saat berkunjung ke rumahku
Meja dan kursi tua itu pasti bercerita
Tentang diri dan keluargaku
Yang bagimu masih terlalu jauh
Horizon muda yang masih biru
DO’A PAK TUA
Karya Kak Sar
Baju putih agak kusam
Celana panjang biru tua
Tubuh tua nan letih itu
Kini kulihat
Menyongsong pagi
Disekolah tua pak tua mengabdi
Berikan ilmu tuk bekal tua
Dengan harapan penuh guna
Pak tua terus berkhotbah
Walau kadang mirip rintihan
Namun itulah do’a pak tua
Do’a bapak kepada anaknya
Pak tua
Asah tajam fikiran anaknya
Asih kasih bak udara
Asuh belai dengan cinta
Pak tua
Tak kenal lelah
Tak pernah mengeluh
Meskipun pak tua, kini lusuh
Oh pak tua
Kelak anak negeri ini
Akan ikut jejakmu
Berkat do’a sucimu
Kini tak sanggup kumelihat
Baringan jasa di dipan reot
Beralaskan tikar tua
Pak tua kembali kepadaNya
Ribuan sang ahli ditinggalkannya
Selamat jalan pak tua…………..
Puisi Wajib
MIMPI SEORANG MURID
Karya Kak Sar
Dalam tidur, aku bermimpi
Kulihat aku terbang jauh
Menjauhi bumi, sehingga bumi
Tampak kecil sekali
Dalam tidurku kubermimpi
Melayang…….. diangkasa
kulihat saturnus,venus dan mars
dan sebuah meteor jatuh ke bumi
Cahaya matahari nan bersinar
Membias penuh warna
Terpecah oleh butiran awan dan hujan
Kulihat aku
Bermainku diantara cahaya itu
Sembari kumelihat
Gerak guruku dengan keseriusannya
Dengan jurusnya tentang alam
Kuhenti bermain
Kuturut guruku
Untuk masa depanku
Getaran dingin merasuk hati
Buatku terjaga
Dan ingin kurasanya
Segera membuat nyata
Dan aku, berada ku disana
SEBELUM KITA MENJADI TUA
Karya kak Sar
Sebelum kita menjadi tua
Pandangilah samudera yang dapat membangkitkan
Ombak dan gelombang pasang
Atau meredam sama sekali, sampai kapal-kapal
Mencapai kepelabuhan
Kau pun punya semangat itu, bukan ?
Semangat kemanusaiaan, kearifan dan kesejagatan
Jangan suruh semua itu hilang
Sebelum kita menjdi tua
Pandanglah pesona malam yang indah
Bawalah bulan dalam tidurmu berapa lama kau mau
Jangan suruh kelelawar malam mengganggumu
Agar bulan tetap molek purnama tak terkoyak
Di langit malammu
Di dalam relung hatimu
Sebelum kita menjadi tua
Beningkanlah mata, menjadi tua
Karena kitapun merasa
Betapa jagad telah sangat banyak menggoda
Meskipun kita tetap berjada dan waspada
Sebelum kita menjadi tua
Pandanglah gumpalan mega putih yang megah
Kulihat ia bagai hamparan akbar sajadah
Dan kudengar di mana-mana lantunan
Surah al mujadalah
Kukira begitu juga di padang batin dalammu
Di bening bola matamu
Di bening lubuk hatimu
Juga di hatiku, ketika senjata belum berapa tua
Tidak ada komentar:
Posting Komentar